Jumat, 23 Juli 2010

Peningkatan Daya Saing Mangga Melalui Kerjasana Dengan IJEPA (Greged, Sedong)

Mangga (Mangifera indica L) merupakan komoditas yang sangat populer dimata masyarakat Indonesia. Disamping itu mangga Indonesia memiliki peluang untuk mengisi pasar internasional, karena mangga Indonesia mempunyai kekhasan tersendiri, khususnya mangga Arumanis 143 dan mangga Gedong Gincu. Mangga Varietas Gedong Gincu merupakan varietas Mangga yang cukup menjanjikan untuk pasar modern maupun pasar internasional karena warna kulit buahnya yang berwarna kuning jingga dan kemerahan dan rasanya manis keasaman dengan aroma yang harum. Provinsi Jawa Barat merupakan sentra poduksi Mangga terbesar setelah Jawa Timur dengan sentra utama di Kabupaten Cirebon, Majalengka dan Indramayu. Kawasan/Belt Mangga ini merupakan kawasan laboratorium/percontohan.

Pangsa pasar utama mangga adalah negara- negara di Timur Tengah, Asia Timur dan Eropa Barat. Di samping kawasan tersebut sebetulnya masih terdapat beberapa negara yang berpotensi untuk di jadikan sasaran ekspor mangga seperti : China, Jepang, Eropa dan Australia. Namun karena ketatnya persyaratan impor dari negara tujuan tersebut produk Mangga Indonesia belum mampu menempus pasar negara tersebut. Salah satu kendala yang sering menjadi penghambat masuknya produk Mangga Indonesia ke mancanegara adalah adanya serangan lalat buah (Fruit Fly) yang mengakibatkan buah Mangga bermutu rendah karena mengalami kerusakan/busuk.

Dalam rangka mengeliminir sekecil mungkin kerusakan yang diakibatkan oleh serangan lalat buah maka diperlukan bantuan peralatan Vapor Heat Treatmen (VHT). Direktorat Jenderal Hortikultura telah merintis kerjasama dengan pemerintah Jepang melalui Indonesia Japan Economic Partnership for Agreement (IJEPA). Melalui program kerjasama ini direncanakan Pemerintah Jepang memberikan bantuan peralatan VHT untuk mengantisipasi serangan lalat buah. Langkah-langkah yang telah dilakukan untuk hal tersebut adalah :

1. Dalam tahap awal Pemerintah Jepang telah mengirimkan Tim Ahli untuk melakukan kunjungan ke Indonesia untuk mendiskusikan dengan Direktorat Jenderal Hortikultura dan Badan Karantina Pertanian serta untuk melaksanakan survey lokasi sentra produksi Mangga dan kesiapan Balai Besar Pramalan OPT Jatisari untuk mengoperasikan VHT. Kunjungan tersebut juga sekaligus untuk mengkonfirmasikan tentang usulan/proposal yang pernah disampaikan kepada Pemerintah Jepang.

2. Survey lapangan telah dilakukan ke Kabupaten Cirebon pada tanggal 13-15 Januari 2009. Adapun lokasi yang dikunjungi adalah :

a. Kebun mangga yang dikelola kelompok tani “Sukamulia” seluas 25 Ha di Desa Sedong Lor, Kecamatan Sedong

b. Kebun Mangga yang dikelola kelompok tani “ Karang Wuni” seluas 60 Ha di Desa Sedong Lor, Kecamatan Sedong.

c. Kedua kebun ini adalah merupakan Kebun Mangga (Gedong Gincu) yang dikembangkan melalui proyek IHDUA / JBIC pada tahun 1997 – 2002.

d. Packing House yang dikelola oleh kelompok tani “Buah Segar Manis” di Kecamatan Greged, Cirebon

e. Packing House “CV. Sumber Buah Sae” di Kecamatan Kedawung, Cirebon.

Kedua Packing House ini pada saat kunjungan dilakukan tidak ada yang beraktivitas karena Mangga belum panen. Untuk sementara kedua Packing House ini digunakan untuk komoditas Duku dan Salak yang didistribusikan di kawasan Cirebon. Selanjutnya kunjungan dilanjutkan ke Karantina Pelabuhan Cirebon untuk melihat kesiapan sarana/fasilitas perkarantinaan dalam upaya mengantisipasi penerapan peralatan VHT

3. Pertemuan di kantor Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon untuk mendiskusikan beberapa hal teknis termasuk kesiapan daerah dalam pelaksanaan program ini. Pada kesempatan ini Dinas Pertanian dari 3 lokasi telah menyampaikan data informasi potensi masing-masing dan kondisi agribisnis Mangga saat ini. Telah dibahas pula beberapa hal yang nantinya akan dituangkan dalam Minute of Meeting berupa jenis-jenis kegiatan yang akan dilaksanakan apabila alat tersebut telah direalisasikan.

Berbagai institusi terkait dalam kerjasama ini adalah Badan Karantina Pertanian, Direktorat Jenderal Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pertanian, dan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat , serta Kelompok Tani Mangga, asosiasi produsen mangga dll. Untuk itu maka koordinasi dan sinergisme antarinstitusi ini sangat menentukan pada keberhasilan dan dampak positif dari kerjasama ini.


Sumber :

http://www.hortikultura.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=225&Itemid=2
13 Februari 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar